Peta Situs

Kumpulan Catatan Kumpulan Catatan

Sering Dibaca

Diberdayakan oleh Blogger.
Minggu, 10 Februari 2013

Khutbah Nikah (bag.II)

Hukum Khutbah Nikah

Dari tulisan terdahulu nampak bahwa khutbah nikah merupakan bagian atau salah satu jenis dari khutbah hajat. Perbedaan antara khutbah nikah dengan khutbah yang lainnya hanya terletak pada konteks keperluan dan situasi pelaksanaannya, yaitu ketika dilangsungkan prosesi pertunangan atau akad pernikahan. Membacakan khutbah nikah pada situasi seperti itu hukumnya dianjurkan dan sunnah sebagaimana disebutkan oleh kebanyakan ulama fiqih. Namun demikian ada diantara mereka yang memandangnya wajib, seperti menurut pendapat Dawud bin Ali dari madzhab Adz-Dzaahiriyyah, Abu Ubaid al-Qasim, dan Abu Awaanah dari ulama Syafiiyyah.


Kalangan yang mewajibkan khutbah nikah mendasarkan pendapatnya pada salah satu hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah:


كُلُّ أَمْرٍ ذِي بَالٍ لَمْ يُبْدَأْ فِيهِ بِحَمْدِ اللَّهِ فَهُوَ أَبْتَرُ

“Setiap urusan yang baik tidak diawali dengan pujian tehadap Allah adalah terputus (tidak sempurna)”



Selain dari itu, Nabi sendiri dalam melangsungkan akad pernikahan baik untuk dirinya sendiri maupun putra-putrinya  selalu menyertainya dengan pembacaan khutbah terlebih dahulu, seperti saat dia melangsungkan akad pernikahan dengan Khadijah, pamannya Abu Thalib membacakan khutbah nikahnya. Sementara ketika menikahi Aisyah binti Abu Bakar khutbah nikah Nabi dibacakan oleh Thalhah bin Ubaidillah. Ketika Fatimah, putri Nabi ditikahkan kepada Ali bin Abi Thalib, Nabi sendiri yang langsung membacakan khutbah nikahnya sekaligus untuk Ali dan wali nikah (Nabi).

Ulama yang memandang wajib khutbah nikah berpendapat bahwa khutbah nikah dalam suatu acara prosesi akad pernikahan merupakan kegiatan yang lazim dilakukan dan bisa diterima serta disepakati oleh orang-orang di setiap daerah dan setiap waktu, sehingga seolah-olah menjadi kesepakatan (ijma) yang tidak berdampak pada penentangan (khilaf). Khutbah nikah dapat menjadi kegiatan penting yang membedakan antara pernikahan yang penuh dengan kesucian, kemeriahan dan optimisme, dengan perbuatan zina yang penuh dengan dosa, penderitaan dan pesimisme. Khutbah nikah juga bisa menjadi tanda diumumkannya suatu pernikahan sebagaimana anjuran Nabi. Maka, khutbah nikah pun dengan demikian menjadi wajib dalam setiap akad pernikahan, sebagaimana wali dan saksi. Inilah setidaknya argumentasi yang dikemukakan oleh para pendudkung khutbah nikah.



Syarat dan Rukun Khutbah Nikah


Abu Hasan Al-Mawardiy mengemukakan dalam salah satu karya monumentalnya di bidang ilmu fiqh, Al-Haawiy Al-Kabiir, syarat dan rukun khutbah nikah. Menurutnya, syarat dan rukun khutbah nikah terdiri dari empat macam, yaitu:
  • Bersyukur dan memuji kepada Allah,
  • Bershalawat kepada Nabi SAW,
  • Berwasiat untuk senantiasa bertakwa kepada Allah SWT dan mentaati-Nya
  • Membacakan salah satu ayat al-Quran, terutama ayat yang khusus membicarakan masalah pernikahan seperti ayat 32 dalam Surat an-Nuur: وَأَنْكِحُوا الْأَيَامَى مِنْكُمْ dan ayat 54 dalam Surat al-Furqaan: وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ مِنَ الْمَاءِ بَشَرًا
Mengenai ayat al-Quran yang dibacakan oleh seorang khatib apabila tidak berkaitan dengan masalah pernikahan, maka diperbolehkan, karena maksud dari pembacaan ayat tersebut adalah  untuk memperoleh berkah dari kalamullah.


Contoh-contoh Khutbah Nikah


Berikut ini contoh-contoh khutbah nikah seperti ditulis dalam kitab-kitab fiqh klasik:



Khutbah nikah Nabi SAW:


إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا وسيئات أعمالنا، من يهده الله فلا مُضلّ له ومن يضلل فلا هادي له، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ، يَا َيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاء وَاتَّقُواْ اللهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً  يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً عَظِيماً


Khutbah nikah Ali bin Abi Thaalib:

الْمَحْمُودُ لِلَّهِ وَالْمُصْطَفَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، وَخَيْرُ مَا افْتُتِحَ بِهِ كِتَابُ اللَّهِ ، قَالَ اللَّهُ تَعَالَى : وَأَنْكِحُوا الْأَيَامَى مِنْكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ إِنْ يَكُونُوا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ


Khutbah nikah sebagian ulama salaf

الْحَمْدُ لِلَّهِ شُكْرًا لِأَنْعُمِهِ وَأَيَادِيهِ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ شَهَادَةً تَبْلُغُهُ وَتُرْضِيهِ ، وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى مُحَمَّدٍ صَلَاةً تُزَلِّفُهُ وَتُحْظِيهِ ، وَاجْتِمَاعُنَا هَذَا مِمَّا قَضَاهُ اللَّهُ وَأَذِنَ فِيهِ وَالنِّكَاحُ مِمَّا أَمَرَ اللَّهُ بِهِ وَرَضِيَهُ ، قَالَ اللَّهُ تَعَالَى : وَأَنْكِحُوا الْأَيَامَى مِنْكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ إِنْ يَكُونُوا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ


 



Adapun contoh khutbah nikah dari Kementerian Agama Republik Indonesia adalah sebagai berikut:



الحمد لله الذي نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور أنفسنا وسيئات أعمالنا من يهد الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له. وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله لا نبي بعده. أللهم صل على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم. وقال تعالى يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ وقال تعالى وَأَنْكِحُوا الْأَيَامَى مِنْكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ إِنْ يَكُونُوا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ وقال تعالى يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ وقال النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: تزوجوا النساء فإنهن يأتينكم بالمال. وقال تعالى يَا َيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاء وَاتَّقُواْ اللهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً وقال ايضا فَانْكِحُوا مَا طَابَ لَكُمْ مِنَ النِّسَاءِ مَثْنَى وَثُلَاثَ وَرُبَاعَ فَإِنْ خِفْتُمْ أَلَّا تَعْدِلُوا فَوَاحِدَةً أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ذَلِكَ أَدْنَى أَلَّا تَعُولُوا. وقال ايضا يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً  يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً عَظِيماً وقال النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ ؛ مَنْ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ ، وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ ، وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ ، فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ وقال ايضا وقال ايضا الدنيا متاع وخير متاعها المرأة الصالحة وقال النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَعَا الرَّجُلُ امْرَأَتَهُ إِلَى فِرَاشِهِ فَأَبَتْ ، فَبَاتَ غَضْبَانًا عَلَيْهَا ، لَعَنَتْهَا الْمَلائِكَةُ حَتَّى تُصْبِحَ. صدق الله العظيم



 

Bersambung...

Referensi
Abu Hasan Al-Mawardiy, Al-Haawiy Al-Kabiir


Artikel Lainnya:

2 komentar: