Peta Situs

Kumpulan Catatan Kumpulan Catatan

Sering Dibaca

Diberdayakan oleh Blogger.
Senin, 18 Maret 2013

Cinta Sang Sufi

Jalaluddin Rumi  menuturkan cinta para pencinta.  Ketika para pencinta menyadari keluhan  
tentang keterpisahan dari kekasihnya dan menyalahkannya karena kekejamannya,  sesungguhnya  
keluhan Sufi (syikayat) itu tidak lebih daripada kisah (hikayat) tentang kerinduannya 
kepada Tuhan yang tidak terhingga --suatu kisah yang mana Tuhan mengilhaminya untuk diceritakan.




                                            CINTA DALAM KETIADAAN

      
      
      Betapa tak 'kan sedih aku, bagai malam, tanpa hari-Nya serta keindahan wajah hari terang-Nya?
      Rasa pahit-Nya terasa manis bagi jiwaku: 
           semoga hatiku menjadi korban bagi Kekasih yang membuat pilu hatiku!
      Aku sedih dan tersiksa karena Cinta demi kebahagiaan Rajaku yang tiada bandingnya.
      Titik air mata demi Dia adalah mutiara, meski orang menyangka sekadar air mata.
      Kukeluhkan jiwa dari jiwaku, namun sebenarnya aku tidak mengeluh: aku cuma berkisah.
      Hatiku bilang tersiksa oleh-Nya, dan kutertawakan seluruh dalihnya.
      Perlakukanlah aku dengan benar, O Yang Maha Benar, O Engkaulah Mimbar Agung, 
           dan akulah ambang pintu-Mu!
      Di manakah sebenarnya ambang pintu dan mimbar itu? Di manakah sang Kekasih, 
           di manakah "kita" dan "aku"?
      O Engaku, Jiwa yang bebas dari "kita" dan "aku", O Engkaulah hakikat ruh lelaki dan wanita.
      Ketika lelaki dan wanita menjadi satu, Engkaulah Yang Satu itu; ketika bagian-bagian musnah, 
           lihatlah, Engkaulah Kesatuan itu
      Engkau ciptakan "aku" dan "kita" supaya memainkan puji-pujian bersama diri-Mu,
      Hingga seluruh "aku" dan "engkau" dapat menjadi satu jiwa serta akhirnya lebur dalam sang Kekasih.




Dengan menyingkirkan  selubung bentuk,  Rumi melihat Keindahan abadi pada wanita, yang memberi 
semangat dan obyek segala  cinta, dan  memandangnya  dalam sifat esensialnya, sebagai medium yang  
melaluinya Yang Maha Indah  mengungkapkan diri-Nya dan melaksanakan aktivitas penciptaan. Ibnu 'Arabi 
bahkan jauh menyatakan bahwa bayangan Tuhan yang paling sempurna itu dapat dinikmati oleh mereka 
yang merenungkan-Nya dalam seorang wanita.




                                                   CINTA WANITA



                 Jika secara lahir isterimu yang kauatur,
                      maka secara batin engkaulah yang diatur isterimu yang kaudambakan itu
                 Inilah ciri khas Manusia: pada jenis binatang lain cinta kurang terdapat,
                      dan itu menunjukkan rendahnya derajat mereka.
                 Nabi bersabda bahwa wanita mengungguli orang bijak, sedangkan laki-laki yang sesat mengunggulinya;          
                      karena pada mereka kebuasan binatang tetap melekat.
                 Cinta dan kelembutan adalah sifat manusia, amarah dan gairah nafsu adalah sifat binatang.
                 Wanita adalah seberkas sinar Tuhan: dia bukanlah kekasih duniawi.
                      Dia berdaya cipta: engkau boleh mengatakan dia bukan ciptaan.


Artikel Lainnya:

0 comments: